HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Mie Aceh Khas Bungong Jeumpa

Sabtu, 25 Oktober 2008, 09:06 WIB

Entah kenapa di hari Senin (20/10/2008) itu, hanya di daerah rumahku saja yang terbebas dari pemadaman PLN yang kabarnya juga melanda Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Di tengah ketidakpastian pasokan listrik itu, sejumlah kawan berniat "kabur" ke rumahku demi mendapatkan secercah cahaya di tengah gelapnya malam.

 

Akan tetapi, hanya satu orang yang berhasil dengan selamat datang ke rumahku. Bedebah itu nggak lain adalah Irsyad, teman satu perjuanganku pas KKN.

 

Selera Rakyat Aceh


Irsyad "Upil" Ardhi.
Manusia Pulau Sebrang.

Irsyad rupanya nggak hanya sekadar melarikan diri dari kosnya yang gelap gulita. Dirinya masih berambisi mengajakku menyantap kuliner Aceh. Pemuda teknik sipil ini memang kental darah Aceh-nya. Nyaris selama dua bulan KKN dirinya kerap mengeluh perihal masakan-masakan Jawa yang rasa dan bentuknya nggak pernah dia jumpai selama hidup di Aceh. #hehehe

 

Karena Irsyad nggak pulang ke kampung halamannya pada lebaran lalu, mungkin sudah saatnya dirinya melampiaskan rasa kangen pada tanah kelahirannya dengan menyantap kuliner Aceh. Karena aku betul-betul awam dengan kuliner Aceh, aku pasrahkan saja ke Irsyad untuk mencari tempat makan yang menyajikan kuliner Aceh. Pilihan pada malam hari itu pun jatuh kepada Rumah Makan Khas Aceh, Bungong Jeumpa.

 

Lokasi rumah makan Bungong Jeumpa cukup dekat dari pusat Kota Jogja. Tepatnya di Jl. RW Monginsidi no. 40 B. Dekat dengan Borobudur Plaza dan persis di seberang pertigaan lampu lalu lintas.

 

Rumah makan Bungong Jeumpa buka setiap hari dari pukul 8 pagi sampai setengah 11 malam. Rumah makan Bungong Jeumpa juga melayani pesanan untuk acara pernikahan, ulang tahun, wisuda, rapat, seminar dll. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi saja nomor telepon (0274) 7010 400 (Telkom Flexi).

 

Kuliner Aceh yang Menggoda


Suasana yang sangat "rumahan" sekali.

Suasana rumah makan Bungong Jeumpa terasa akrab dan familiar. Mungkin karena penataan meja dan kursi yang menimbulkan kesan suasana rumahan. Seakan-akan pengunjung sedang tidak bersantap di rumah makan, melainkan bersantap di rumah sendiri.

 

Daftar kuliner Aceh yang terangkum dalam menu rumah makan Bungong Jeumpa ini lumayan komplit. Bungong Jeumpa menyediakan beragam varian mie Aceh, nasi goreng Aceh, martabak Aceh, nasi gurih, roti cane, dan berbagai jenis makanan dan minuman lainnya.

 

Pada malam hari itu aku memesan mie goreng Aceh udang (Rp10.000) dan kopi Aceh (Rp3.000). Aku penasaran saja dengan yang namanya kopi Aceh. Sebab, berbagai media yang pernah aku baca menuturkan bahwa masyarakat Aceh sangat gemar ngopi. Nggak heran kalau kopi Aceh konon disebut-sebut sebagai kopi terbaik.

 

Aku memang bukan pakar kopi ataupun penikmat kopi sejati, akan tetapi begitu menyeruput secangkir kopi Aceh hangat, tiba-tiba muncul perasaan bahwa kopi ini harus dihabiskan perlahan-lahan dengan menikmati rasa serta aromanya. Dengan kenikmatan yang demikian, pantas saja orang Aceh menjadi gemar ngopi. #senyum.lebar

 


Mie Goreng Aceh Udang dan Kopi Aceh.
Nyammm...

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya hidangan yang dinanti-nantikan tiba juga. Mie goreng Aceh udang dihidangkan di piring keramik yang sangat "rumahan” sekali. Mienya berwarna kuning, agak tebal, bulat, dan diproduksi sendiri oleh rumah makan Bungong Jeumpa.

 

Mie Aceh ini masih menyisakan sedikit kuah yang kental. Komposisi di mie goreng Aceh udang tersebut ada udang (jelas lah!), irisan kubis, daun bawang, tauge (kecambah), kacang goreng, dan berbagai jenis rempah-rempah.

 

Ketika disantap, wah...rasa rempah-rempahnya, gurihnya, dan pedasnya mie Aceh ini seperti sedang lomba adu lari. Nikmat! Sebagai pelengkap, disajikan pula kerupuk udang, irisan mentimun, bawang merah, dan jeruk nipis. Hmmm, jadi makin tambah segar saja rasa mie ini.

 

Oke deh! Sekian dulu laporan kuliner Aceh di Yogyakarta di malam hari ini. Bagi Pembaca yang kebingungan untuk mencari tempat makan atau penasaran dengan kuliner Aceh, aku sarankan untuk segera bertamu ke rumah makan Bungong Jeumpa. Top Markotop!

 

Di Malam Itu...

Suasana di Bungong Jeumpa sangat Aceh sekali! Rasanya, seakan-akan aku sedang nggak berada di Yogyakarta. Selain karena pelayannya orang Aceh, pengunjung rumah makan ini mayoritas adalah warga Aceh. Sempat takut kalau aku salah bicara tentang Aceh (biasa, politik Aceh kan sedang memanas), bisa-bisa aku nggak dapat keluar dari rumah makan ini dengan selamat! Tetapi pelayannya ternyata baik. Aku bahkan diperkenankan membawa daftar menu untuk dibawa pulang. Trims! #senyum.lebar

 

Tentang Irsyad...

Hubungan kami nggak menjadi jauh semenjak KKN usai. Isryad adalah orang yang cukup “ceriwis” dalam bercerita. Irsyad juga punya koleksi aib-aibku selama di KKN. Singkat cerita, Irsyad kerap kufungsikan sebagai tempat curhat. Salam buat keempat fansmu ya Syad...eh...lima!

NIMBRUNG DI SINI