HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Di Dalam Laci Meja Kamar Hotel CityOne Semarang

Senin, 20 Mei 2019, 20:10 WIB

Di dalam kamar Hotel CityOne Semarang ada tempat tidur. Ada pula pendingin ruangan, televisi, dan meja tulis yang dilengkapi satu kursi.  

 

Meja tulis yang berdekatan dengan pintu terkunci yang mirip jendela itu dilengkapi laci. Terlahir sebagai orang yang penasaran, laci aku tarik. Ternyata, isinya di luar dugaan.

 

Sebuah buku bersampul biru tersimpan di dalam laci. Tulisan emas di muka sampul dengan gamblang menjelaskan isinya, New Testament alias Perjanjian Baru.

 

 

“Waw! Ada Injil di dalam laci!” spontan aku menyeru.

 

Walau begitu, ini bukan kali pertama aku berinteraksi dengan Injil. Selain Alquran, di kelas pelajaran Agama Islam saat SMA dulu juga ada Injil. Mungkin Pak Abah – guru Agama Islam kami itu – ingin supaya anak-anak didiknya mengenal kitab suci umat lain. Supaya tidak sembarangan mengeluarkan pernyataan, semisal

 

“Kalau kamu membaca injil nanti jadi kafir!” #hehehe

 

 

Alhasil, seperti apa yang aku lakukan pada masa SMA dulu, lembar demi lembar buku biru itu tersingkap tanganku. Sepintas kujamah teks-teks Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohannes. Rasanya, seperti membaca cerita berbumbu sejarah.

 

Nyatanya, seusai itu imanku tidak malah berganti. Memang semudah itukah berpindah keyakinan? #hehehe

 

Tapi, harus aku akui. Menurutku, ada pula isi Injil yang relevan dengan kehidupan setiap manusia. Misalnya ayat surat Yakobus 1:12 yang berbunyi,

 

“Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barang siapa yang mengasihi Dia.”

 

Tentu, Allah pada ayat tersebut mengacu kepada Tuhan pada konteks Kristen. Tapi, sebetulnya tidak hanya terbatas pada konteks Kristen saja. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sudah sepatutnya kita mempasrahkan diri kepada Sang Maha Tinggi #senyum. Jangan malah mengeluh atau melakukan hal-hal anarkis! #eh 

 

 

Nun tinggi di langit-langit kamar Hotel CityOne ada pula objek yang menarik perhatian. Sebuah stiker bulat berwarna latar biru dengan simbol panah putih.

 

Secara otomatis, aku mengiyakan bahwa arah panah putih itu menunjukkan arah kiblat. Jika benar iya (sesuai dugaan #hehehe) maka ada suatu toleransi antarumat beragama yang tercipta di kamar hotel ini. #senyum

 

Untuk ke depannya, mungkin selain Injil di dalam laci bisa juga disimpan kitab-kitab suci agama lain?

 

Eh, tapi apa mungkin Perjanjian Baru di dalam laci itu milik tamu hotel yang tidak sengaja tertinggal.

 

Sayangnya (ah sayangnya), pengalaman menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim di kamar Hotel CityOne tidak senyaman keempukan kasurnya. Proses berwudu cukup menyulitkan karena letak wastafel berada di luar bilik mandi. Alhasil, lantai plywood rawan tercecer percikan air. Belum lagi ketika harus pindah lokasi saat mencuci kaki. #hehehe

 

 

Jikalau ingin menghindari basahnya lantai kamar, sebetulnya bisa juga berwudu di dalam bilik mandi. Supaya kedua tangan bebas berkecimpung dengan kucuran air, aktifkan saja shower dindingnya. Tapi ya hati-hati supaya siraman air dari shower tidak mengenai badan. #hehehe

 

Untungnya, kondisi bilik mandi cukup nyaman dipakai berlama-lama. Endog demi endog yang diciptakan dari hasil akumulasi petualangan kuliner di Kota Semarang dapat tersalurkan dengan lancar dan tenteram. #eh

 

 

Pertimbangan utama memilih Hotel CityOne di Semarang sebagai tempat menginap semalam pada Rabu (9/3/2019) yang lalu sebetulnya bukan karena adanya bonus Perjanjian Baru di dalam laci. #hehehe

 

Alasan utamanya adalah karena tarif sewa kamar Hotel City One sebesar Rp270.000 di Traveloka dan Tiket itu lolos anggaran keluyuran di Semarang yang harus dijaga agar tidak membengkak lebih dari Rp500.000. #hehehe

 

Sedangkan alasan-alasan positif lainnya adalah sebagai berikut:

 

 

Tapi, ada sesuatu yang dirasa kurang nyaman juga setelah kami menginap semalam di sana.

 

 

 

Walaupun demikian, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Hotel CityOne adalah tempat yang menyenangkan untuk menginap. Kebetulan sekali, hujan deras yang mengguyur Kota Semarang sejak siang membuat aku dan sang istri terlucyu dapat menikmati kamar dengan lebih intim. Apalagi dengan ditemani Wi-Fi gratisan yang lumayan kencang untuk streaming-an.

 

Sebetulnya, agak kecewa juga sih nggak bisa menjelajah sore di Kota Semarang karena hujan.  Tapi, untunglah Alquran surat Az-Zukhruf ayat 9 - 14 ini bisa mengobati kecewa.

 

Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka akan menjawab: "Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui".

 

Yang menjadikan bumi untuk kamu sebagai tempat menetap dan Dia membuat jalan-jalan di atas bumi untuk kamu supaya kamu mendapat petunjuk.

 

Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).

 

Dan Yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi.

 

Supaya kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan: "Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami".

 

Toh, urusannya keluyuran menjelajah sudut-sudut Kota Semarang, biarlah saudara Johannes Anggoro yang melakukan. Supaya dia tidak melulu terjebak di lingkungan peti kemas. #hehehe

NIMBRUNG DI SINI