Akhirnya, sampai juga kita di penghujung cerita KKN-PPM UGM yang aku jalani bareng Unit 80. Sekali lagi aku tekankan, bahwa aku menikmati sekali kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di bulan Juli – Agustus 2008 yang lalu itu.
Memang sih, di awal-awal kegiatan KKN itu terasa berat banget. Tapi, begitu menjelang akhir, mulai deh terasa entengnya. Ah, mungkin itu karena akunya saja yang belum terbiasa dengan ritme KKN. Tapi dibalik itu semua, aku memetik banyak pelajaran hidup dan tentu merajut kenangan-kenangan indah yang nggak mudah terlupakan. #mellow
KKN Membangun Masyarakat Indonesia
Okelah bilamana orang-orang beranggapan kegiatan KKN itu lebih banyak mainnya daripada bekerjanya.

Jadi supir onthel buat Koordinator Subunit.
Sebetulnya, kalau dimanfaatkan dengan baik, KKN itu bisa memberi kita banyak pelajaran. Bayangkan saja, selama kurang lebih 2 bulan, kami yang notabene mahasiswa kota besar harus berbaur bersama warga desa untuk melaksanakan serangkaian kegiatan. Dari sini kita bisa melihat lebih dekat potret kehidupan warga desa, seluk-beluk permasalahannya, dan membantu mereka untuk menyelesaikan masalah.
Aku sih berharap, setiap mahasiswa kota besar itu melaksanakan kegiatan KKN di desa (kalau bisa sih lokasinya yang terpencil ) sebagai latihan agar peka dengan kehidupan masyarakat kecil. Terutama, supaya paham kalau setelah lulus kuliah itu tujuannya tidak hanya bekerja mencari uang, tetapi juga mensejahterakan dan membangun masyarakat Indonesia.
Jadi Dewasa Karena Konflik KKN
KKN itu juga melatih kita hidup mandiri lho! Eh, mandiri di sini bukan dalam arti hidup seorang diri lho ya!

Jadi bisa bikin donat walau nyaris tak berbentuk.
Dalam penerjunan KKN, umumnya setiap mahasiswa ditugaskan secara berkelompok. Alhasil, saat melaksanakan kegiatan KKN kita memang punya teman sesama mahasiswa. Akan tetapi, apakah kita bisa semudah itu meminta dan menerima bantuan dari teman-teman baru tersebut?
Makanya, jangan heran kalau selepas KKN, ada banyak mahasiswa yang pola hidupnya jadi lebih teratur. Selain itu, KKN juga identik dengan yang namanya konflik antar anggota. Ini lumrah terjadi karena setiap hari, selama 24 jam, setiap mahasiswa KKN "dipaksa" hidup berdampingan dengan orang-orang yang baru mereka kenal.
Bisa jadi, ada sifat-sifat dan kebiasaan orang lain yang nggak berkenan di hati kita. Sebaliknya, mungkin juga ada sifat-sifat dan kebiasaan kita yang tidak sreg bagi mereka. Yang seperti ini kan rawan memicu konflik toh?
Tapi ingat, bahwa konflik semacam ini bisa diselesaikan dengan komunikasi yang baik. Setiap konflik yang kita hadapi juga berperan dalam mendewasakan kita, terutama mengajari kita untuk memahami orang lain. Malah setiap konflik kadang berakhir bahagia misalnya "lokalisasi" cinta KKN, hohoho.
Kehidupan Setelah KKN Usai
Bagaimana dengan kehidupanku setelah KKN usai? Khususnya dengan sesama warga dan teman-teman Unit 80? Yah, bisa dibilang hampir setiap bulan aku menyempatkan diri bertamu ke Desa Kebondalem Kidul. Lha wong jaraknya cuma 15 km dari Jogja kok!

Perayaan ulang tahun Hamidah di Desa Kebondalem Kidul.
Beberapa kali aku tidak seorang diri singgah ke Desa Kebondalem Kidul. Aku pernah bertamu bareng Catur, Ayu, Wulan, Hamidah, dan Irsyad. Pas bulan puasa tahun lalu, kami pernah mengadakan acara buka puasa bareng.
Sedangkan untuk Gunawan, Teguh, Abi, dan Rifie itu aku masih sering ketemu mereka di kampus. Kan ya kami ini sama-sama mahasiswa Program Studi Matematika FMIPA UGM dan satu angkatan pula! Kalau kuliah kan ya mesti bareng-bareng toh?
Aku juga masih sering makan bareng Dita dan Mas Fatur. Apalagi pas membantu Dita balas dendam ke kos lamanya, hahaha.
Yang cukup berkesan mungkin hubunganku dengan Irsyad dan Wulan. Dengan Irsyad, aku sering banget melewatkan waktu bersama orang Aceh ini; dari mulai makan, bantuin meneliti candi, sampai ngajarin dia nyetir mobil. Sedangkan Wulan, yah...bisa dibilang kami banyak mengalami hal sulit dan aku berharap dia bahagia saat ini. #silangjari

Subunit 3; Irsyad, Mas Ferry, Ayu, Catur, Hamidah, Wulan, Gunawan, dan tentunya diriku.
Mereka semua itu,
Orang-orang yang baru kukenal itu,
Adalah mereka yang membantu mendewasakan diriku.
Sekali lagi,
Terima Kasih!
Life Goes On. Selamat jalan kenangan KKN! Semoga suatu saat kita kan bersua kembali.
SERIAL MBLUSUK!
- Cerita KKN: Main Bareng Layangan dan Gerobak Sodor
- Cerita KKN: Home Sweet Pondokan
- Cerita KKN: Surga dan Neraka di Kelas 4 SD Kebondalem Kidul
- Cerita KKN: Misteri Hantu Tono
- Cerita KKN: Perayaan 17 Agustus di Desa Kebondalem Kidul
- Cerita KKN: Minggu ke-5: Dead(line)
- Cerita KKN: Kuliner Favorit di Kebondalem Kidul
- Cerita KKN: Belanja, Masak, Makan
- Cerita KKN: 23 (-1) Anggota Tim KKN Unit 80 UGM
- Cerita KKN: Personil Subunit 3
- Cerita KKN: Prostitusi Pasar Sapi Prambanan
- Cerita KKN: Pondokan-Pondokan Subunit
- Cerita KKN: Minggu Ke-2: Perjalanan Hati
- Cerita KKN: Rihlah dari Congot ke Glagah
- Cerita KKN: Gara-Gara Virus
- Cerita KKN: Impian Jadi Desa Wisata
- Cerita KKN: Antara Esensi dan Birokrasi
- Cerita KKN: Minggu ke-3: 20 Hari Bersama Warga
- Cerita KKN: Minggu ke-7: Peringatan Kemerdekaan
- Cerita KKN: Nyepeda Onthel ke Mana-Mana
- Cerita KKN: Bangkitlah Pemuda Kebondalem Kidul!
- Cerita KKN: Minggu ke-6: Di Antara 2 Pilihan
- Cerita KKN: Angkringan Nikmat Penyelamat
- Cerita KKN: Minggu ke-1: Tidur Ayam
- Cerita KKN: Apakah Kami Penjajah?
- Cerita KKN: Aji dan Yuyun si Anggota Cilik
- Cerita KKN: Minggu ke-9: Sampai Jumpa Lagi!
- Cerita KKN: Pasukan Cilik
- Cerita KKN: Teringat Memori Gempa Jogja-Jateng 2006
- Cerita KKN: Minggu ke-8: Bakti Terakhir?
- Cerita KKN: Mbak Lina Laundry Zone
- Cerita KKN: Panasnya Hawa Surga
- Cerita KKN: Band-Band Lokal
- Cerita KKN: Kenalan dengan Warga Desa Kebondalem Kidul
- Cerita KKN: Minggu ke-4: Masa Lalu Selalu Baru
- Cerita KKN: Es Krim Lima Rasa...Uhui!
- Cerita KKN: Berbakti di Sekolah Dasar
- Cerita KKN: Bersosialisasi dengan Anak-Anak
- Cerita KKN: Ketika Bermain Kasti
- Cerita KKN: Denah di Dalam Basecamp
- Cerita KKN: Bidangku ST, SB, atau PF ya?
- Cerita KKN: Buku, Website, dan UKM
- Cerita KKN: Konflik Masak dan Makan
- Cerita KKN: Mengajar dan Diajar
NIMBRUNG DI SINI
tahun yang lalu.
Btw dlu ada temen yang suka ngingau, gmn skrg nasibnya? apalagi nasib istrinya y!
hahaha..
Btw terimakasih udh ngajarin ane belajar nyetir dan bisa bantu jadi fotographer waktu ane
wisuda.
Ohya, anak2 didik ku yang dlu masih mungil2 skrg udh jadi ABG semua y, wkwkwkwkwk.
salam
Dulu saya kkn tdk di desa tp di tengah kota. Tengah kota yg ada desanya, jd tetep pulang ke rumah.
Seru memang, selain membantu masyarakat, kita jjg jd dekat.
Saya jd ingat dulu saya sharing resep air buah utk ibu2 di kampung. :)
apa yang aneh sih dengan \"Lokalisasi Cinta KKN\" ?
setuju sama mbak vinna :D
aduh jdi KKN-a seru yah :( gw mah gk begitu KKN-a hikz
Makanya Den, pas KKN dirimu buatlah konflik biar seru gituh...
keep moving foward ^^