Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
- Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
- Patuhi peraturan yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Ekspedisi candi kembali berlanjut di penghujung tahun 2010 ini, bertepatan dengan kepulangan Andreas dari tugasnya sebagai guru di Jember, Jawa Timur. Nah, candi yang menjadi sasaran kami di hari Senin (27/12/2010) itu adalah Candi Ngempon yang terletak di Kelurahan Ngempon, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Dari Semarang saja 27 kilometer. Dari Jogja? Ya jauh buuanget!
Letak candi ini amat jauh bila ditempuh dari Kota Jogja. Sebaliknya, relatif dekat bila ditempuh dari Kota Semarang. Papan petunjuk menuju Candi Ngempon terdapat di ruas Jl. Raya Bawen – Ungaran. Tepatnya 27 km sebelum Kota Semarang atau 7 km sebelum kota Ungaran dari arah Bawen. Kalau dari Jogja, yah…kira-kira sekitar 80 km. Jauh kan?
Sepeda motor dituntun karena jalannya terjal dan licin.
Jalan menuju ke candi ini melewati beberapa kompleks industri. Jadi menduga, apakah nasib candi ini serupa dengan Candi Bojongmenje yang terjepit kompleks industri? Namun anggapan itu perlahan sirna ketika kami memasuki gerbang menuju kompleks candi. Kami berhadapan dengan medan jalan menurun yang dikelilingi oleh lebatnya pepohonan. Kami membayar Rp1.000 untuk memasuki kompleks candi ini.
Meskipun sekeliling Candi Ngempon mulai tertutup bangunan modern. Ada juga sudut yang masih asri.
Kami tiba di sisi lembah yang dibelah oleh derasnya air sungai. Di sisi barat ada Candi Ngempon, yang secara administratif berada di Kelurahan Ngempon. Sedangkan di sisi timur ada Petirtaan Derekan, yang secara administratif berada di Kelurahan Derekan. Untuk memudahkan pengunjung, sebuah jembatan besi dibangun melintasi sungai menghubungkan Kelurahan Ngempon dan Kelurahan Derekan.
Suasana di Candi Ngempon saat akhir pekan yang banyak dikunjungi wisatawan muda.
Candi Ngempon terdiri dari empat buah bangunan candi berukuran kecil. Pada setiap bangunan terdapat relung arca, namun kami tak menemukan satupun arca disana. Adapun candi-candi ini memiliki bilik kecil untuk menempatkan sesaji. Ya, candi ini masih aktif dipergunakan oleh umat Hindu sebagai lokasi ziarah, terutama saat hari Galungan.
Susunan percobaan bagian atap candi.
Lingga dan yoni yang bentuknya sudah rusak.
Batu-batu candi lain yang belum berhasil disusun.
Candi Ngempon ditemukan oleh seorang petani bernama Kasri pada tahun 1952. Kondisi candi saat ini relatif terawat. Ada taman yang tertata apik serta fasilitas umum seperti kamar mandi dan mushalla. Sayangnya tidak ada papan informasi, mengingat candi ini kerap disambangi pengunjung selepas berwisata di Petirtaan Derekan.
Situs Petirtaan Derekan dengan mata air panas yang menyedot banyak pengunjung.
Petirtaan Derekan adalah nama sebuah petirtaan yang berada di area wisata Greenland. Apa yang dimaksud dengan Greenland adalah kawasan wisata yang dikelola warga desa yang menyajikan obyek wisata pemancingan, flying fox, river tubing, dan pemandian air panas.
Kolamnya saja mungil, kalau ada yang pakai sabun atau sampo busanya pasti ke mana-mana.
Ya, entah bagaimana ceritanya, di kawasan ini memang terdapat sumber air panas. Namun wajar, mengingat wilayah ini berada di kaki Gunung Ungaran. Untuk bisa menikmati hangatnya air di pemandian mini ini, pengunjung harus merogoh kocek Rp2.000 per orang.
Petirtaan Derekan sendiri baru saja diekskavasi pada tahun 2009 silam. Saat ini kondisinya sudah purna pugar dan berfungsi sebagaimana petirtaan pada umumnya.
Kaum pria punya pemandian air panas yang lokasinya terpisah.
Kunjungan kami bertepatan dengan kedatangan anggota DPR Semarang ke lokasi wisata ini. Berpikir positif saja bahwa kunjungan mereka untuk menilai sejauh mana tempat wisata yang dikelola oleh warga desa bisa berjalan dengan baik.
Walau dalam pengamatanku tempat wisata ini masih memiliki beberapa hal yang patut diperhatikan, terutama sikap pengunjung. Seperti mandi di Petirtaan Derekan yang mungkin akan merusak struktur petirtaan serta masih banyak muda-mudi yang bermesraan di area candi. Hahahaha.
Masih difungsikan sebagai tempat ibadah.
Nah, dengan demikian ekspedisi candi di tahun 2010 ini diawali dengan Candi Pringapus, Candi Klero, Candi Setyaki, dan berakhir di Candi Ngempon.
NIMBRUNG DI SINI
muda mudi yg lg kasmaran
Sepedahan
Jeprat jepret
marung
peh, wenak tenan uripe sampean. Pengen aku mas.
wah tapi sayang skali ea jalan masuk ke area candi masi nyewa !!!!!
ayo perkenalkan kepada semua orang trutama warga sekitar kalau di ngempon juga pernah ada sejarah peninggalan nenek moyang kita
yang punya nama lokal Reco Dul Jalal, katanya di kampung deket kantor
Polisi, sayang aku gagal menemukannya ...
tunggu.... aku cari dirimu....
Akhirnya sampe sini juga,
Maap ya mas, baru sempet kommennya sekarang,,,,
Candinya rame pemuda - pemudi yg mesum ria :D
Pengennya liat candi2 mini kaya gini,,,,
Oya, ga sekalian aja mampir ke Candi Umbul, kan ga jauh dari jalan raya Magelang - Semarang,,,
eh kapan spss candi-candian lagi ? ...