Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Senin, 15 Oktober 2012, 06:14 WIB

Pada Minggu (23/9/2012) yang lalu, sejumlah museum di provinsi DI Yogyakarta mengadakan pawai di sepanjang kawasan Malioboro hingga Pagelaran Keraton. Pawai ini merupakan bagian dari acara Museum Goes to Istana 2012 yang tidak lain dan tidak bukan adalah salah satu upaya untuk menarik minat masyarakat berkunjung ke museum. Ide yang cukup cemerlang untuk mempromosikan banyak museum sekaligus.

 

Oke, sebegitu rendahkah minat masyarakat untuk berkunjung ke museum? Sampai pengelola museum “terpaksa” memboyong keluar koleksi-koleksinya untuk dipamerkan di Pagelaran Keraton?

 

Jawabannya adalah: YA!

 

Pawai Museum Goes to Istana 2012 di Yogyakarta promosi alasan museum Indonesia tidak menarik
Kapan ya terjadi menanti museum buka = menanti pawai mulai?

 

Kenapa? Mungkin lima alasan di bawah ini bisa (sedikit) menjelaskan nasib museum yang saat ini tengah terjadi.

 

1. Letak Museum Jauh

Museum memang tidak seperti pasar, yang di tiap kecamatan minimal ada satu. Sebagian besar museum terletak di kota. Oke, mungkin bagi masyarakat kota, akses menuju museum tidak terlampau sulit. Namun bagi masyarakat yang tinggal jauh dari kota, itu termasuk jauh.

 

Saran:

Kalau memang tidak memungkinkan untuk membangun museum di daerah, sekiranya bisa mempermudah akses menuju ke museum di kota agar tidak terasa jauh. Bisa dengan menjelaskan rute jalan tersingkat menuju ke museum. Bisa juga menjelaskan rute angkutan umum menuju ke museum atau mungkin tarif ojek dari pusat kota menuju museum. Singkatnya, buatlah perjalanan ke museum terasa mudah dan menyenangkan. Walaupun mungkin realitanya jalanan di dalam kota macet.

 

Pawai Museum Goes to Istana 2012 di Yogyakarta promosi alasan museum Indonesia tidak menarik
Gajah Kebun Binatang Gembiraloka pun diboyong menjadi peserta pawai.

 

2. Tidak Boleh Motret Koleksi Museum

Orang-orang zaman sekarang (apalagi anak muda ) seneng banget yang namanya mengabadikan momen. Apalagi peranti rekamnya mudah diperoleh (semacam hape berkamera) dan media pamernya mudah diakses (macamnya jejaring sosial). Ya, kita pahamlah kadang foto-foto yang terunggah itu hanya sekadar pengumuman bahwa “Hey, aku sudah pernah ke sini lho!”.

 

Pihak pengelola mungkin menerbitkan larangan semacam ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Misal, reproduksi koleksi atau mungkin pencurian koleksi. Walaupun, motret diam-diam dengan peranti rekam yang semakin ringkas itu sepertinya tidak akan memicu masalah.

 

Saran:

Pengelola bisa membuat semacam booth yang bisa digunakan untuk berfoto pengunjung di museum. Ada juga pengunjung yang membutuhkan foto koleksi museum sebagai referensi penelitian atau tugas. Untuk mengantisipasinya, pengelola bisa menyediakan foto-foto koleksi terpilih untuk diunduh secara cuma-cuma di internet. Foto-foto tersebut diseleksi sedemikian rupa agar susah untuk disalahgunakan.

 

Pawai Museum Goes to Istana 2012 di Yogyakarta promosi alasan museum Indonesia tidak menarik
Masing-masing museum memamerkan koleksi terbaiknya, memancing decak-kagum masyarakat.

 

3. Bangunan Museum Tua dan Suram

Bangunan museum itu rata-rata bangunan lama, karena berdirinya museum pun juga sudah lama.  Bahkan ada bangunan museum yang merupakan peninggalan era kolonial. Terkadang, bangunan museum itu sendiri juga memiliki kaitan sejarah dengan koleksi-koleksinya. Kalau lantas diganti dengan bangunan baru, nanti aura sejarahnya malah bisa-bisa “nggak dapet”.

 

Sayangnya, kalau bangunannya tidak dirawat dengan baik malah akan menimbulkan kesan tua dan suram. Jangan-jangan, kelak yang gemar berkunjung kemari hanya para dhemit atau pengunjung yang menggemari cerita-cerita mistis bangunan tua. Hiiiii.

 

Asal tahu saja, perawatan bangunan tua itu tidak mudah. Harus teliti dan hati-hati. Belum lagi untuk merawat koleksinya. Biayanya pun besar. Nah, kalau kunjungan ke museum masih minim, pihak pengelola mau dapat dana dari mana? Mengambil porsi APBD lagi?

 

Saran:

Pihak pengelola bisa bekerja-sama dengan pihak swasta untuk memperindah bangunan museum. Kalaupun seandainya birokrasi tidak memungkinkan, dengan kreativitas dan penghematan anggaran bisa kok mewujudkan bangunan museum yang bagus. Tidak perlu semuanya serba baru, asalkan bersih, terang, dan terawat.

 

Pawai Museum Goes to Istana 2012 di Yogyakarta promosi alasan museum Indonesia tidak menarik
Ada yang koleksinya tergolong biasa-biasa saja.

 

4. Koleksi Museum Kurang Informatif

Selembar kertas putih dengan teks hitam itu sepertinya udah nggak zamannya lagi deh. Pengunjung berharap yang lebih dari itu! Eh, bukan berarti kertas harus diganti dengan LCD ya (tapi kalau beneran terjadi sih boleh juga, hehehe ).

 

Saran:

Setidaknya, bentuknya harus lebih sedap dipandang mata. Sertakan banyak warna dan ilustrasi. Jangan juga terlampau banyak teks. Pokoknya, jangan sampai ketika menatapnya jadi terbayang buku teks sekolah. Mari dibuat agar menimba ilmu di museum itu lebih menyenangkan daripada menimba ilmu di sekolah.

 

Oh iya, berhubung sekarang ini zaman digital, setiap museum hendaknya memiliki website yang menyajikan informasi-informasi yang berkaitan dengan museum tersebut. Tenang saja, ini tidak akan menyurutkan minat orang datang ke museum karena melihat langsung koleksi museum itu lebih "terasa" daripada hanya melihat di layar monitor.

 

Pawai Museum Goes to Istana 2012 di Yogyakarta promosi alasan museum Indonesia tidak menarik
Ada koleksi yang tidak bisa diboyong ke lokasi sehingga "berusaha" dibuat replikanya berikut penjelasannya.

 

5. Museum Memang ... Tidak Menarik

Bersenang-senang. Ya. Bersenang-senang. Apakah pengunjung senang menghabiskan waktu di museum? Apakah pengunjung berniat untuk datang lagi ke museum? Kapan? Hmmm?

 

Oke. Kalau pengunjung datang ke museum hanya sekadar melampiaskan “rasa penasaran”, sepertinya memang ada yang salah dengan pengelolaan museum. Atau memang ada yang salah dengan selera masyarakat kita ya?

 

Aku sendiri tidak akan datang ke museum kalau tidak ada yang menarik. Kalau dulu sudah pernah ke sana dan saat ini tidak ada perubahan semenjak saat aku ke sana, ya ... untuk apa ke sana lagi? Nostalgia mungkin. Kalau untuk mengulik informasi, buat apa jauh-jauh ke museum? Tanya saja ke mbah Google. Beres kan?

 

Saran:

Pengelola museum harus terdiri dari orang-orang kreatif yang tidak terjebak pada rutinitas harian semata. Untuk membuat suatu hal agar menjadi menarik mutlak diperlukan kreativitas. Ini tidak serta-merta bisa diperoleh dengan mudah, melainkan harus ditempa sejak dini. Salah satu caranya bisa dengan mendobrak kebiasaan yang umum berlaku bagi pengelolaan museum.

 


 

Akhir kata, menurutku kalau museum masih mencitrakan sebuah gudang penampungan benda-benda berharga, itu sama sekali tidak menarik. Untuk menjadi menarik, museum harus berubah. Lebih bagus lagi, jika museum mampu mengubah selera masyarakat. Tapi jelas butuh usaha keras, bahkan mungkin usaha yang keras banget. Semoga museum Indonesia bisa lebih baik lagi.

 

Sebagai pelengkap, silakan baca jurnal karya bapak Baskoro Daru Tjahjono dari Balai Arkeologi Medan: “Memimpikan Museum yang Menarik Pengunjung”.


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • BAGUS
    avatar komentator ke-0
    BAGUS #Rabu, 10 Jun 2015, 13:39 WIB
    tantangan bagi pengelola museum dan kita semua, bagaimana menjadikan museum tdk
    hanya tempat menyimpan barang (koleksi), yang kadang2 bagi sebagian orang tidak
    menarik krna tidak tahu nilai penting benda tersebut, maka dari itu mari kita jadikan
    museum sebagai wahana belajar tanpa batas usia dan bidang, tantangannya bagi
    pengelola adalah bagaimana museum jadi magnet semua kalangan untuk mendatangi
    dan mengunjunginya tidak hanya sekali saja dalam seumur hidup.
    Nah itu dia, pengelola ditantang mau nggak kira-kira? :D
  • ATIK
    avatar komentator ke-1
    ATIK #Senin, 26 Jan 2015, 19:31 WIB
    Betul.
    Iyaa
  • YASON
    avatar komentator ke-2
    YASON #Jumat, 26 Apr 2013, 16:58 WIB
    link nya ko ga bisa dibuka yg “Memimpikan Museum yang Menarik Pengunjung”?
    eh, sepertinya jurnalnya itu sudah ditutup untuk akses publik.
  • IRMA@
    avatar komentator ke-3
    IRMA@ #Selasa, 13 Nov 2012, 15:37 WIB
    heéém,jaman skrng ke musium,,, wa gk jaman lg, ap lg skrng zmna internet ya paling klo penasaran atw aneh ya tinggal cari aj di goole berez kuan hahaha!
    waduh, internet benar-benar mematikan segalanya.
  • YACOB-IVAN
    avatar komentator ke-4
    YACOB-IVAN #Kamis, 18 Okt 2012, 02:20 WIB
    Tapi emang alasan klasik sih: museum juga \"cuma\" gitu-gitu aja.

    Coba ada film \"Indonesian Treasure\", trus dibikin kayak \"National Treasure\". Ada adegan yang utak-atik bagian dalam perpustakaan... Pasti jadi lumayan rame...

    Plus, sering ngadain semacam pameran foto, exhibition, paket pendidikan sejarah masuk museum.
    Iya itu dia, museum harus mengemas diri supaya menarik, jangan hanya jadi \"gudang\" barang2 bersejarah aja.
  • VICKY LAURENTINA
    avatar komentator ke-5
    VICKY LAURENTINA #Rabu, 17 Okt 2012, 13:04 WIB
    Terakhir kali saya pergi ke museum adalah dalam rangka dapet tiket gratis, hihihi..
    Saya mungkin pergi ke sebuah museum hanya satu kali seumur hidup, karena menurut
    saya memang tidak ada yang baru dari museum tersebut. Plus pengunjung di sana
    hanya dijadikan penonton, tidak ada kegiatan lain yang bisa dilakukan. Akan jauh lebih
    baik jika pengunjung pergi ke suatu museum, ada kegiatan interaktif bagi pengunjung
    seperti kuis berhadiah, workshop untuk umum, dan sebagainya.
    Kalau ada workshop membersihkan koleksi museum pasti mbak Dokter seneng karena bisa beraktivitas... #eh
  • YACOB-IVAN
    avatar komentator ke-6
    YACOB-IVAN #Rabu, 17 Okt 2012, 08:25 WIB
    Coba kita tanya ke mba Davinna, sepertinya satu orang ini agak lain dari yang lain...
    coba tanya ke masyarakat pada umumnya Cob
  • DANI WAWAN
    avatar komentator ke-7
    DANI WAWAN #Selasa, 16 Okt 2012, 02:42 WIB
    Meseum koleksinya tidak bertambah.... suasananya membosankan.... jadi sekali kesana
    berikutnya males kesana lagi.....
    Kalau museum dikemas menarik seperti ada permainan dan sebagainya pasti banyak
    yang kesana... konsep seperti di jatim park itu akan banyak yang berkunjung... pertama
    pengunjung harus melewati museum dulu sebelum ke permainan.....
    wah, klo begitu museum hanya sebatas tempat \"numpang lewat\" dunk Kang?