Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Rabu, 9 Juli 2008, 14:06 WIB

Aku mulai terbiasa dengan dinginnya hawa pagi Desa Kebondalem Kidul. Akan tetapi, pada hari Selasa pagi (8/7/2008) lalu tiupan angin membuat hawa pagi semakin dingin. Bahkan karena saking seringnya angin bertiup, kertas-kertas di pondokan sampai berhamburan ke mana-mana. Benar-benar kondisi cuaca yang aneh mengingat beberapa hari sebelumnya cuaca di pagi hari sungguhlah damai.

 

Cerita mahasiswa KKN UGM Bermain bersama anak-anak desa di depan pondokan subunit

 

Karena cuaca yang berangin itu "ide gila"-ku lagi-lagi muncul. Dengan memberi Wulan upah beberapa bungkus es krim, aku menyuruhnya membeli layang-layang. Walau disertai keluhan , syukurlah Wulan sukses menjalankan misi yang aku berikan. Ini adalah tahap pertama "ide gila" yang rencananya bakal kueksekusi nanti siang.

 

Pagi berganti menjadi siang. Sayangnya, kondisi cuaca siang itu berbeda sekali dengan pagi. Awan berduyun-duyun menutupi langit. Tiupan angin sama sekali absen. Alhasil, aku pun menunda "ide gila" bermain layang-layang, menunggu cuaca membaik. Karena cuaca yang aku harapkan nggak kunjung datang, aku pun salat Asar dulu.

 

Sepulang dari salat Asar di masjid, aku lihat Wulan dan Dita (Subunit 1) sedang bermain layang-layang. Mereka bermain bersama anak-anak desa. Melihat keceriaan mereka, jelas aku nggak mau ketinggalan! Aku dan Mas Ferry pun ikut nimbrung.

 

Cerita mahasiswa KKN Bermain layang-layang bersama anak-anak desa

 

Pada sore hari itu, beberapa hal lucu terjadi tatkala kami bermain layang-layang. Layang-layang Mas Ferry tersangkut pohon. Layang-layangku malah terbang nggak kembali karena benangnya lepas.

 

Di antara anak-anak desa yang bermain layang-layang bersama kami, ada seorang anak perempuan tomboi bernama Ningsih. Dirinya pantas diberi gelar pemburu layang-layang. Dengan sigap Ningsih senantiasa mengejar layang-layang yang terlepas. Selain itu dirinya juga mahir membuat layang-layang.

 

Cerita mahasiswa KKN bermain layang-layang dengan anak perempuan desa tomboi

 

Nggak hanya bermain layang-layang, anak-anak desa juga mengajak kami bermain gobak sodor. Seingatku, permainan tradisional ini terakhir kali aku mainkan saat masih SD. Kini, di usia yang menginjak dua puluhan aku kembali bermain gobak sodor. Tapi, kali ini lawannya anak-anak kecil, hehehe.

 

Permainan gobak sodor itu terasa nggak imbang karena para anak kecil melawan para mahasiswa KKN. Supaya seimbang maka mahasiswa KKN dipisahkan jadi dua kelompok. Aku satu kelompok bersama Catur dan Mas Ferry. Kelompok yang satunya lagi beranggotakan Wulan dan Hamidah.

 

Cerita mahasiswa KKN bergaul dengan anak-anak desa

 

Ternyata bermain gobak sodor susah juga! Aku sering terkena sentuhan lawan. Mungkin karena lawanku adalah anak-anak yang notabene lebih gesit bergerak. #alasan

 

Nggak terasa waktu bermain selesai. Skor akhir berimbang seri 2-2. Itupun dengan aturan main yang sudah direvisi Catur. Kalau aturan mainnya nggak direvisi bisa-bisa nanti para mahasiswa KKN yang menguasai permainan, hehehe.

 

Cerita mahasiswa KKN bermain gobak sodor bersama anak-anak desa

 

Ah, benar-benar hari yang melelahkan. Kapan lagi coba mahasiswa KKN bisa bermain bersama anak-anak desa.

 

Besok-besok lagi main bersama lagi ya!


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • RIAN
    avatar komentator ke-0
    RIAN #Selasa, 5 Apr 2011, 14:31 WIB
    hahaha .lucu ...maenanku waktu kecil ..wkwkwkw
    hehehe
  • PIIITTHA
    avatar komentator ke-1
    PIIITTHA #Sabtu, 12 Feb 2011, 14:30 WIB
    haeeeeeeeeeeeeeeeee????????????????
    weee