Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Sabtu, 27 Desember 2008, 06:47 WIB

Rasa lapar dan perut yang keroncongan adalah dua hal yang identik. Obatnya, sudah jelas dengan makan kenyang .

 

Ngomongin soal makan, tentu nggak sembarang makanan bisa membungkam perut yang keroncongan. Termasuk juga makanan-makanan yang aku santap saat mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kebondalem Kidul, Prambanan, Jawa Tengah di bulan Juli – Agustus 2008 lalu.

 

Iya sih, Desa Kebondalem Kidul itu lumayan dekat dengan Jl. Raya Yogyakarta – Solo. Akan tetapi, walaupun lokasinya dekat dengan jalan besar, bukan berarti di sana banyak bermukim penjual-penjual makanan yang cocok dengan selera lidah dan kondisi dompet . Tentu sebagai mahasiswa yang berkantong pas-pasan, kami harus menyiasati rasa lapar dengan ketersediaan uang yang menjadi bekal hidup sehari-hari.

 

Nah, berbekal semangat hidup ala mahasiswa tersebut, berikut ini adalah sejumlah santapan yang menjadi idola pengganjal perutnya para mahasiswa KKN. Sudah jelas, selain murah, rasanya juga nggak mengecewakan.

 

Gethuk

Jajanan tradisional khas Jawa yang terbuat dari singkong ini dapat dijumpai di Pasar Prambanan. Yang menjual di Pasar Prambanan ada dua orang yang kesemuanya adalah ibu-ibu. Sekitar pukul 8 pagi, umumnya jajanan gethuk sudah ludes terjual. Selain gethuk, biasanya ibu-ibu penjual ini juga menjajakan jajanan tradisional khas Jawa lain seperti tiwul yang juga terbuat dari singkong.

 

Jajanan gethuk ini bisa ditebus dengan uang sebesar Rp2.000. Selain sebagai jajanan, getuk juga cocok untuk sarapan dan juga sesajen bagi para wanita Subunit 3.
 

Nasi Gudangan

Nasi Gudangan Klaten Santapan khas Mahasiswa KKN Unit 80 Universitas Gadjah Mada
Menu irit tapi nikmat!

Kuliner yang satu ini dikenal juga sebagai Nasi Pecel. Para penjual nasi gudangan tersebar di setiap RW di Desa Kebondalem Kidul. Dengan selembar uang Rp1.000, kita bisa memperoleh satu paket nasi gudangan yang terdiri dari nasi putih dicampur dengan sambal urap, kubis, kangkung, serta kecambah (tauge). Sejumlah penjual nasi gudangan juga ada yang menawarkan pelengkap bersantap seperti tahu goreng, tempe goreng, opor, dan sayur lainnya. Adalah Subunit 2 yang mempopulerkan nasi gudangan sebagai alternatif sarapan yang murah meriah.

 

Mie Ayam Bu Tini

Mie Ayam bu Tini Santapan khas Mahasiswa KKN Unit 80 Universitas Gadjah Mada
Favoritnya Ayu dan Hamidah.

Kuliner yang dinobatkan menjadi obat tidur paling mujarab (karena habis makan pasti ketiduran ) versi Math ’04 itu kini menjadi pengganjal perut favoritnya para personil Unit 80. Sebenarnya nggak ada perbedaan yang mencolok antara mie ayam Bu Tini dengan mie ayam di tempat lain. Hanya saja, efek samping yang ditimbulkan mie ayam Bu Tini itulah yang sungguh terasa menjalar sampai mata. Bisa jadi, karena racikan bumbu kuah ayamnya yang sangat misterius yang sampai saat ini aku belum tahu gimana proses pembuatannya.

 

Mie ayam ini sering dipesan para personil Unit 80 (khususnya para wanita, terutama Hamidah ) bila sedang malas keluar pondokan untuk makan siang. Dengan harga Rp4.000 per porsi dijamin bakal langsung mendambakan empuknya kasur setelah menyantap sajian fenomenal ini.

 

Es Dong-Dong

Es Dong-Dong Klaten santapan khas Mahasiswa KKN Unit 80 Universitas Gadjah Mada
Bapak penjual yang sudah tabah
menghadapi kami.

Santapan penutup ini juga termasuk ke dalam daftar makanan favorit personil Unit 80. Tika dan Prima dari Subunit 2 adalah yang paling sering terlihat sedang menikmati es dong-dong di waktu luang mereka. Es dong-dong yang terbuat dari santan ini ditambahi meisjes sebagai pelengkapnya.

 

Menurut sang bapak penjual, di hari biasa beliau bisa menjual sekitar 2 liter es krim yang mayoritas pembelinya adalah anak-anak. Cukup dengan Rp1.000 kita sudah bisa menikmati es ini dalam wadah cup atau dalam balutan roti tawar. Uniknya, dengan jumlah uang yang sama, jika membawa gelas sendiri (ukuran standar) maka kita bisa mendapatkan jumlah es yang lebih banyak dibandingkan jika menggunakan cup dari bapak penjual. Aneh ya...

 

 

Selain makanan-makanan yang aku sebutkan di atas, ada juga makanan khas lain seperti mie pecel, angkringan, dan keripik belut Bu Joko. Dengan makanan-makanan itulah kami mengisi bensin perut kami untuk menuntaskan kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang berlangsung 2 bulan lamanya.


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • FENNY
    avatar komentator ke-0
    FENNY #Minggu, 22 Sep 2013, 20:40 WIB
    kayaknya dulu mbak ana sekretaris gendewa bilang klo farah quinn tau bonkid lewat internet,, jangan2 farah quinn tau bonkid dari mblusuk.com :O
    mari berharap bukan yang terakhir, hahaha
  • FENNY
    avatar komentator ke-1
    FENNY #Sabtu, 7 Sep 2013, 16:03 WIB
    Alhamdulillah akhirnya tetep di kebondalem kidul, hehe.
    foto Farah Quinn mampir di Sego Gudang Kebondalem Kidul ada di:
    http://kebondalemkidul.blogspot.com/2012/12/makanan-olahan.html
    Hah? Beneran? Kok bisa Farah Quinn mampir Kebondalem Kidul?
  • FENNY
    avatar komentator ke-2
    FENNY #Senin, 24 Des 2012, 21:24 WIB
    Farah Quinn pernah maen ke Desa Wisata Budaya Kebondalem Kidul loh :)
    weleh? mosok?
  • FENNY
    avatar komentator ke-3
    FENNY #Rabu, 12 Des 2012, 14:56 WIB
    Bukan masalah lamanya mas,
    kami terancam dipindah ke desa yg lebih pelosok karena katanya prosedur yg kami lakukan utk mengurus perizinan salah.
    walah, trus jadinya di desa mana?
  • FENNY
    avatar komentator ke-4
    FENNY #Minggu, 2 Sep 2012, 17:26 WIB
    Mau KKN Mandiri di Kebondalem Kidul, sedang terkendala masalah perizinan dr Klaten, semoga lancar.. tidak harus pindah tempat,, aaamiiin
    kalau birokrasi perijinan KKN emang lama mbak Fenny
  • TOMMY
    avatar komentator ke-5
    TOMMY #Senin, 6 Sep 2010, 15:49 WIB
    oalah.....
    siiip!
  • TOMMY
    avatar komentator ke-6
    TOMMY #Kamis, 26 Ags 2010, 11:04 WIB
    sing duwe warung cerake pak bayan jenenge mbah iman. omahku kidule pak bayan...
    oalah...
  • TOMMY
    avatar komentator ke-7
    TOMMY #Selasa, 17 Ags 2010, 08:15 WIB
    yang jualan gudangan mananya mbak ngati...
    Hooo...
  • YANG BELIIN KAMU ES DONG2
    avatar komentator ke-8
    YANG BELIIN KAMU ES DONG2 #Minggu, 20 Des 2009, 14:38 WIB
    es dong2 tu harganya cuman 200 rupiah, kok sekarang
    jadi tikel lima gituh..
    kalo bikin sendiri juga bisa loh mas, tapi capek
    muter2nya, trus butuh garam dan es batu yang banyak,
    dulu waktu di sma aku pernah bikin sama temen2.
    hmmm...jadi pingin lihat produsen es DOng-dong
  • EEM
    avatar komentator ke-9
    EEM #Selasa, 28 Jul 2009, 01:36 WIB
    Pecel dan gudangan beda, gudangan mirip urap. Klo ke pasar sekarang trend-nya gudangan isi tiwul dan sayuran, bukan nasi
    Gudangan isi tiwul dan sayuran? Masak? Tren macam apa itu? Hanya berlaku di Kulonprogo aja kali. Siapa tau mau menciptakan menu gudangan baru, hehehe.
  • CHARLY
    avatar komentator ke-10
    CHARLY #Sabtu, 11 Apr 2009, 15:29 WIB
    Bapak penjual es adalah pak Sukismo warga koplak kebondalem kidul prambanan, klaten.Rt 02 Rw 01 Beliau menghidupi lima orang anak. Hidupnya penuh derita, penghasilan yang Ia peroleh tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.
    trims buat informasinya, ntar kalau ketemu si Bapak, tak sampaikan salammu.