Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Selasa, 15 Januari 2019, 19:50 WIB

Ada jalan menurun.

 

Ada jalan menurun yang melintasi jembatan untuk kemudian kembali menanjak.

 

Wew....

 

jalan batas desa jemowo dengan desa sumur di kecamatan musuk boyolali

 

Sebetulnya, aku sudah “terbiasa” dengan wujud jalan yang seperti itu.

 

Bahwa jalan turunan adalah suatu nikmat yang melenakan.

 

Bahwa jembatan di penghujung jalan turunan adalah awal tanjakan penguji kesabaran.

 

 

Pun hanya butuh sekian detik untuk melintasi jembatan.

 

Jembatan yang membentang di atas jurang.

 

Jurang yang menjadi sungai pada musim penghujan.

 

Hujan yang tak pernah lagi menyapa pada awal Agustus 2017 ini.

 

papan nama situs sejarah sumur kulon di musuk boyolali

 

Di ujung jembatan, di awal tanjakan penguji kesabaran, lahan yang lumayan lapang terhampar di dekat sana.

 

Sebuah bangunan dari semen berdiri di lahan itu, memancing rasa penasaran.

 

Oleh sebab itu, sepeda pun dibelokkan menuju ke sana, seraya berteriak ke Mbah Gundul,

 

“Mbah, ada sendang!”   

 

penelitian situs sejarah sumur tua di desa sumur kulon musuk boyolali

 

Sumur Kulon adalah nama yang tertera di dinding bangunan tersebut.

 

Sumur identik dengan bangunan melingkar, tapi Sumur Kulon ini tak ada bundarnya sama sekali.

 

Suatu lubang besar menganga dikelilingi pagar semen, dirindangi tanaman liar nan hijau.

 

sejarah sumur kulon musuk boyolali

 

Genangan air tampak menggenangi dasar sumur.

 

Dalamnya sumur kira-kira setinggi dua laki-laki dewasa.

 

Sayang, nggak ada ember atau tali untuk mengambil airnya.

 

Padahal, kepiting-kepiting mungil berlarian di dalam air.

 

penampakan dasar sumur tua di desa sumur kulon musuk boyolali

 

Apakah sumur ini peninggalan zaman purbakala?

 

Entah.

 

Susunan batu dinding sumur tak bercerita banyak.

 

Hanya ada satu batu berceruk yang sepertinya dipakai untuk mewadahi sesuatu.

 

tempat air purbakala batu

 

Adapun susunan batang besi yang membatasi bibir sumur terasa janggal.

 

Perasaanku mirip besi rel kereta api?

 

Tapi ya masak ada jalur kereta api yang melewati perbatasan Desa Jemowo dan Desa Sumur di Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah?

 

Mungkin ya memang hanya perasaanku saja.

 

besi tua di situs sejarah sumur kulon musuk boyolali

 

Setelah beristirahat sejenak di dekat sumur tanpa merasakan kesegaran airnya, perjalanan pun berlanjut.

 

Jajanan yang dibeli di Pasar Kembang, Kemalang hanya tersisa separuh.

 

Padahal Pasar Cepogo masih jauh.

 

Apalagi Kota Jogja tercinta.


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • SUGENG SUBANDI BIN WIDOMU
    avatar komentator ke-0
    SUGENG SUBANDI BIN WIDOMU #Senin, 12 Okt 2020, 12:52 WIB
    Ayo kita lestarikan alam Kita, desa
    kita,sumur city. 081311360876