Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Sabtu, 12 Desember 2015, 05:38 WIB

Mumpung mampir di Aceh, kapan lagi bisa mengicip kuliner Aceh yang dimasak oleh orang Aceh yang bahan-bahan masakannya juga dari Aceh, hehehe.

 

Nggak seperti di Yogyakarta (yang kuliner khasnya berkisar seputar gudeg, soto, dan bakmi ), dua hari di Aceh (23-24/9/2014) sepertinya belum cukup deh kalau dipakai untuk memuaskan hasrat petualangan kuliner. Soalnya, ragam kuliner Aceh lebih buanyak! Barangkali bisa jadi sebanyak ragam kulinernya Jawa Tengah.

 

Tapi ya nggak apa-apa. Karena begini jadinya kan selalu punya alasan untuk kembali ke Aceh lagi... yang... entah kapan bakal terlaksana, hahaha .

 

 

Menangkap si Ayam Tangkap

Kesempatan pertama mengicip kuliner Aceh adalah pada Selasa malam (23/9/2014). Depo pengisian bahan bakar perut yang menjadi tujuan setelah melewatkan senja di Pantai Lhok Nga adalah RM Aceh Rayeuk di Jl. Tengku Imum, Lueng Bata, Banda Aceh.

 

Eh iya, rayeuk dalam bahasa Aceh berarti raya. Jadi Aceh Rayeuk artinya Aceh Raya.

 

Wisata Kuliner khas Aceh di RM Aceh rayeuk, Banda Aceh
Penyajiannya mirip masakan Padang, "harap bayar yang dirimu ambil".

 

Sebagaimana yang terpampang di papan nama, masakan yang kami pesan untuk santap malam punya nama yang lumayan ganjil, yaitu ayam tangkap.

 

He... apa pula ayam tangkap itu?

 

Apa kami mesti menangkap si ayam dulu sebelum dirinya dibeleh, dicincang, kemudian dimasak?

 

Setelah menunggu sekitar 15 menit, rasa penasaran pun terjawab dengan barang bukti sepiring ayam tangkap yang terhidang di meja makan. Inilah wujud dari kuliner khas Aceh yang disebut sebagai ayam tangkap.

 

Resep ayam Tangkap khas Aceh di RM Aceh rayeuk, Banda Aceh
Jadi di mana ayamnya?

 

Santapan yang tersaji di atas piring putih besar tersebut sepertinya wajib dibedah supaya kita makin mengerti apa sajakah unsur-unsur penyusunnya.

 

Dari foto terlihat bahwa sajian ayam tangkap RM Aceh Rayeuk terdiri dari 4 unsur, yaitu 

 

  • ayam (goreng), 
  • dedaunan (goreng), 
  • cabai (goreng), dan
  • bawang (juga digoreng ).

 

Menurutku, ayamnya berukuran agak mini. Sepertinya sih bukan satu ayam utuh. Tekstur daging ayamnya agak kenyal. Mungkin ini ayam kampung dari Aceh.

 

Setelah itu untuk unsur penyusun lain ada dedaunan yang terdiri dari 

 

  • daun salam (lebar dan pinggirnya mulus), 
  • daun kari (kecil dan pinggir-pinggirnya agak bergerigi), dan
  • daun pandan yang dicacah-cacah (nggak usah aku jelasin lah ya ).

 

Bahan-bahan masakan Ayam Tangkap khas Aceh di RM Aceh rayeuk, Banda Aceh
Unsur penyusun masakan ayam tangkap setelah dipilah-pilah.

 

Harap diperhatikan bahwa masakan Aceh ini TIDAK menyertakan daun ganja ya!

 

Walaupun kalau misalnya daun ganjanya dirajang kecil-kecil aku ya juga nggak bakal ngeh, hahaha.

 

Oh iya, di foto kan ada cabai goreng. Tapi, berhubung cabainya digoreng jadi ya rasanya nggak pedas. Bisa dibilang semacam pemanis tampilan sajian thok lah.

 

Ikan bakar khas Aceh di RM Aceh rayeuk, Banda Aceh
Kalau yang ini sih ikan bakar karena Ibu nggak makan ayam dan Bapak lebih aman makan ikan.

 

Menurutku santapan ini diberi nama sebagai ayam tangkap karena barangsiapa yang menyantapnya harus “menangkap” si ayam yang bersembunyi di balik rimbunan dedaunan. Kira-kira ya seperti itulah asal-muasal nama ayam tangkap menurut penalaranku yang ala kadarnya ini.

 

Soal rasanya sih sama saja seperti rasa ayam goreng pada umumnya. Hanya saja yang bikin beda adalah sensasi ketika menyantap dedaunan yang digoreng. Teksturnya kriuk-kriuk seperti keripik. Serasa makan nasi dengan lauk keripik, hehehe.

 

Satu porsi ayam tangkap di RM Aceh Rayeuk dihargai Rp60.000. Walaupun harganya nggak begitu murah, sajian khas Aceh ini bisa disantap untuk 3 orang.

 

Adapun santapan dan minuman yang kami pesan di RM Aceh Rayeuk adalah sebagai berikut:

 

Nasi Rp5.000
Gulai Ayam Rp12.000
Ayam Tangkap Rp60.000
Emping Rp10.000
Cah Kangkung Rp15.000
Ikan Bakar Rp50.000
Capcay Rp30.000
Cumi Goreng Rp40.000
Teh Panas Rp3.000

 

Eh iya, harga-harga di atas itu belum termasuk PPN 10% lho . Ditambah lagi, harga-harga tersebut nggak dicantumkan di daftar menu. Jadi, jikalau berdompet cekak, sebaiknya bertanya harga dulu sebelum bersantap.

 

Emping khas Aceh di Banda Aceh
Berhubung menunggu ayam tangkapnya lama, yang seperti ini rawan tercomot tangan.

 

Mie Caluek si Spaghetti-nya Aceh

Selanjutnya kita pindah dari kuliner rumah makan menuju kuliner kaki lima.

 

Selain mie Aceh yang tersohor itu, ada juga kuliner khas Aceh yang bernama mie caluek. Dalam bahasa Aceh, caluek berarti jumput. Jadi mie caluek artinya mie jumput karena penyajian mie ini dijumput langsung dari wadahnya.

 

Mie ini ibarat spaghetti-nya Aceh. Tapi seperti foto di bawah, hanya bentuk mienya yang mirip dengan pasta spaghetti. Sedangkan bumbunya ya nggak jauh beda dengan bumbu mie Aceh.

 

Mie Caluek murah spaghetti khas Aceh di Pasar Gampong Banda Aceh
Spaghetti asal Aceh. Teksturnya mirip sekali dengan spaghetti. Cuma beda saus thok.

 

Soal harga, jelas bersahabat banget. Seperti halnya jajanan pasar, kuliner ini bisa ditebus dengan harga sesuai porsi, mulai dari Rp1.000. Mie caluek yang di foto ini itu hasil blusukan-nya Ibu di Pasar Gampong Peuniti.

 

Makan Mie Aceh dengan Air Tahu

Ngomong-ngomong perkara mie Aceh. Mumpung lagi di Aceh ya sekalian saja toh mengicip mie Aceh yang asli dari Aceh, hahaha.

 

Oleh sebab itu, mampirlah kami pada Rabu siang (23/9/2014) ke RM Mie Razali. Alamatnya di Jl. T Panglima Polem no. 83-84, Peunayong, Banda Aceh.

 

Wisata Kuliner khas Aceh di rumah makan Mie Aceh Razali, Banda Aceh
Abang koki mie Aceh sedang menyiapkan pesanan. Mienya dilebihkan dong Bang!

 

Rumah makan legendaris yang berdiri sejak tahun 1967 ini ternyata menyediakan menu dengan harga yang ramah kantong! Mie goreng dan mie rebus biasa dihargai Rp10.000 per porsi. Sedangkan rekor menu dengan harga termahal, yakni Rp35.000, ditempati oleh

 

  • mie kepiting + udang,
  • mie kepiting + cumi,
  • mie kepiting + daging, dan
  • mie daging + udang + cumi.

 

Aku nggak pesan mie kepiting karena sudah menyerah pas melihat tampilan porsinya, hahaha.

 

Daftar menu jenis Mie Aceh di rumah makan Mie Aceh Razali, Banda Aceh
Lihat dong itu. Mie kepiting yang betul-betul satu kepiting utuh. Gila...

 

Mie Goreng Biasa khas Aceh di rumah makan Mie Aceh Razali, Banda Aceh
Supaya nggak penasaran, ini penampakan mie goreng Aceh yang seharga Rp10.000 itu.

 

Mie Rebus Cumi-Cumi Kuliner khas Aceh di rumah makan Mie Aceh Razali, Banda Aceh
Mie rebus khas Aceh yang isinya cumi juga bikin ngiler kok.

 

Untuk minumnya aku mencoba air tahu. Awalnya, aku menduga minuman ini dibuat dari tahu yang digiling lalu diseduh dengan air panas. Tapi, aku jadi curiga dengan dugaanku ketika abang pramusaji bertanya mau air tahu yang dingin atau yang panas.

 

Nah, begitu air tahu disajikan di meja makan kecurigaanku makin bertambah. Lha kok yang hadir malah Frestea botol yang isinya cairan putih? Setahuku Frestea itu kan produk teh ya? Ini air tahu atau air teh?

 

Ternyata oh ternyata, air tahu ini 11-12 dengan susu kedelai. Menurut sumber-sumber di internet sih, air tahu itu ya susu kedelai.

 

Tapi, kok di lidahku rasa air tahu nggak mirip dengan susu kedelai ya? Apa ada perbedaan ramuan antara susu kedelai di Aceh dengan di Jawa? Apa diberi ramuan tambahan ya? Ramuan tambahannya Frestea barangkali?

 

Ah, mbuh lah!. Yang penting enak, murah lagi.

 

Minuman Air Tahu khas Aceh di Banda Aceh
Salahnya kamera atau salahnya mataku ya? Air teh kok warnanya putih seperti susu?

 

Jadi demikian kiranya paparan singkat mengenai sedikit kuliner khas Aceh yang sempat mampir di perut, hehehe . Semoga (dan semoga, dan semoga, dan semoga) pada suatu hari nanti aku bisa mampir ke Aceh lagi dan mengicipi kuliner-kuliner lainnya.

 

Aamiin.

 

Wahai Pembaca! Di kota kediaman Pembaca ada kuliner Aceh juga kah? Kalau di Jogja ternyata sebagian besar kuliner yang aku ceritakan di artikel ini tersedia di RM Aceh Bungong Jeumpa yang cabangnya tersebar di mana-mana.


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • HILDA IKKA
    avatar komentator ke-0
    HILDA IKKA #Sabtu, 2 Jan 2016, 16:07 WIB
    Huahaha Ayam Tangkap namanya bener-bener nyeleneh. Dan makan daun segitu banyaknya ya ampuuun. XD Tapi mahalnya gak nguatin euy. :3
    Ngiler spaghetti khas Aceh! Murah pisan euy!
    Kalo di RM Aceh Bungong Jeumpa bisa seenak itu nggak ya? :D
    Bungong Jeumpa kalah enaknya sama yang asli dari Aceh ini. :D
  • LINDA
    avatar komentator ke-1
    LINDA #Senin, 28 Des 2015, 09:53 WIB
    Weh enaknya bisa jalan2 tapi lucu juga si liat itu ayam diatas piring tapi dipisah2 gitu sama temenya (sayuran) demi pengen tau apa aja penyusunnya :)
    Namanya juga penasaran :D
  • STUFLY
    avatar komentator ke-2
    STUFLY #Jumat, 18 Des 2015, 14:49 WIB
    Masss, aku bungkusin masss. :(
    Asli ngiler liat foto-fotonya, apalagi Mie Aceh Kuahnya tuh.
    Huwooow. :(
    Yoh kapan-kapan ke Aceh Bro :D
  • BERSAPEDAHAN
    avatar komentator ke-3
    BERSAPEDAHAN #Kamis, 17 Des 2015, 09:31 WIB
    makanan ayam tangkap aceh yang ngetopppp ... belum pernah coba ... yang penah
    malah ayam lepass .. :) ..
    yang lainnya yang pernah nyoba . hanya mie goreng aceh ... itu juga di jakarta .. tapi
    rasanya koq ... gimana gitu .. apa beda antara yang di aceh dengan yang disini ... atau
    ga sesuai aja sama taste saya ..
    Disesuaikan sama lidah warga setempat barangkali ya Kang. Kalau di Aceh sini rempahnya lebih berani.
  • FANNY FRISTHIKA NILA
    avatar komentator ke-4
    FANNY FRISTHIKA NILA #Rabu, 16 Des 2015, 19:07 WIB
    aku kangen aceehh :(.. kgn masakannya yg enak2 itu... kynya cuma di aceh yg
    makanannya hanya ada enak dan enak bangettttt... itu baru sebagian kecil mas... kamu
    blm cobain sate matang, mie bangladesh, gule kepala kambingnya, beeuuhhh...

    jd makin pgn balik kesana -__-
    Harus sebulan kayaknya saya mondok di Aceh ya mbak? Pulang-pulang gemuk. :D
  • WAHYU YUWONO
    avatar komentator ke-5
    WAHYU YUWONO #Rabu, 16 Des 2015, 01:30 WIB
    Setuju nih sama filosofi ayam tangkap. Kita diminta untuk nyari ayam di dalam
    dedaunan.

    Kalo di Pekanbaru, kuliner Aceh yang banyak cuma mie aceh aja. Saya pun belum
    pernah nyobain :D
    Aku malah penasaran sama kuliner Pekanbaru Bro
  • ARUM KUSUMA
    avatar komentator ke-6
    ARUM KUSUMA #Selasa, 15 Des 2015, 19:35 WIB
    Ayam tangkap karena ayamnya harus dicari
    disela sela dedaunan deh.. lucu..

    Makanannya yang mie kepiting itu besar
    banget kepiting nya..

    Kayaknya yang mie aceh rebus itu enak.. :3
    Air tahu.. aneh namanya hehehe tapi enak
    rasanya.. ya.. hehehe
    Makanan Aceh aneh-aneh namanya ya mbak, tapi enak-enak :D
  • ABAH SHOFI
    avatar komentator ke-7
    ABAH SHOFI #Selasa, 15 Des 2015, 15:55 WIB
    Kalo sy nyobanya ayam pramugari, leher dan kaki
    ayamnya panjang jadi disebut pramugari..

    tampilan hidangan nya jg mirip mas, ada daun yg
    digoreng garing..

    Salam kenal mas..
    Hah? Ada juga yang namanya ayam pramugari? Aneh-aneh saja. :D Salam kenal juga Kang :D
  • CLARA
    avatar komentator ke-8
    CLARA #Selasa, 15 Des 2015, 15:29 WIB
    astaga.. postingan ini membuat air liurku menetes D
    Cepet dilap mbak :D
  • WINNY
    avatar komentator ke-9
    WINNY #Senin, 14 Des 2015, 19:34 WIB
    murah ya mawi beda ama disini
    Iya, beda sama harga Jakarta ya. Padahal ini Indonesia di ujung barat.
  • YASINTA
    avatar komentator ke-10
    YASINTA #Senin, 14 Des 2015, 19:10 WIB
    Terlihat lezat semua gini. Dan jadi lapeeer.
    Saya salah satu penggemar mie aceh, ada di bandung penjual mie aceh yang laku keras..
    Tapi semoga suatu saat bisa mengunjungi aceh kaya mas mawi.. Thanks ya share nya
    Sama-sama mbak. Semoga suatu saat bisa jalan-jalan ke Aceh :D
  • MOMTRAVELER
    avatar komentator ke-11
    MOMTRAVELER #Senin, 14 Des 2015, 15:27 WIB
    aduh jadi kangen kampung halaman nih. udah lama ga makan ayam tangkap :(
    Belum pernah mampir ke restoran Aceh lagi kah Mak?
  • BERBAGIFUN
    avatar komentator ke-12
    BERBAGIFUN #Minggu, 13 Des 2015, 21:07 WIB
    1. itu yang 10 bukan PPN tapi pajak daerah, masuk pemda
    2. itu pakai botol frestea ya? kalau ketahuan pihak fresteanya gimana ya? kan pakai properti mereka, heuheuheu, apakah kerjasama?
    3. harga nya relatif terjangkau yaa, lebih murah dibanding di lombok
    Ho oh betul, pajak daerah. Semoga saja nggak ada inspeksi dari Fresta :D. Apa mungkin terkait sama biaya hidup juga ya?
  • JARWADI
    avatar komentator ke-13
    JARWADI #Sabtu, 12 Des 2015, 18:53 WIB
    Makanan makanan itu semua dimakan apa dipotong
    doang?
    ya dimakan lah ya Kang, :D
  • ANIS HIDAYAH
    avatar komentator ke-14
    ANIS HIDAYAH #Sabtu, 12 Des 2015, 06:54 WIB
    Aku juga berfikiran persis dengan sampean mas... Ayam tangkap, tak kira sebelum di
    hidangkan, harus nangkap dulu kemudian di sembelih, di cincang, di bumbui terus di
    masak,,, kemudian dihidangkan. Ew ternyata nggak seperti itu. Teru mie calueknya
    boleh tuh di coba kalau ke Aceh. Air tahunya juga nggak ketinggalan. Yaw di Jogja
    adanya Soto, gudeg, sate dan mie yang melegenda. Sekali - kali nggak ada salahnya
    nyoba yang lain...
    Dirimu coba mlipir ke Bungong Jeumpa aja Bro