Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Senin, 23 November 2009, 20:54 WIB

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Bangunan berbahan batu bata merah itu bukan sembarang bangunan. Bahannya memang dari batu bata merah tapi usianya jauh lebih tua dari usia kakek-nenek buyut kita sekalipun. Ya, itulah candi-candi peninggalan Kerajaan Majapahit di Trowulan yang wujudnya masih terbilang utuh hingga detik ini. Esksistensi candi-candi tersebut menunjukkan adanya suatu peradaban maju di Trowulan pada masa lampau.

 

Yuk kita lihat, candi-candi apa saja di Trowulan yang masih utuh dan menjadi ikon situs purbakala andalan di Jawa Timur ini.

 

 

Candi Brahu

Candi Brahu yang terletak di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur ini merupakan candi utuh di kawasan Trowulan yang paling besar. Lebih detilnya, Candi Brahu memiliki tinggi 25,7 meter serta lebar 20,7 meter. Dari penelitian pada kaki candi, diketahui bahwa Candi Brahu telah mengalami renovasi bangunan pada masanya.

 

Bangunan Candi Brahu hanya terdiri dari satu bangunan candi induk yang keseluruhannya terbuat dari batu bata merah. Di bagian badan candi terdapat bilik utama yang besar dengan pintu yang menganga dan menghadap ke arah barat. Sayangnya, nggak ada tangga yang memungkinkan pengunjung bisa masuk ke dalam bilik Candi Brahu.

 

Foto Candi Brahu peninggalan Majapahit di Desa Bejijong, Trowulan, Mojokerto tahun 2009
Candi Brahu yang mirip tungku pembakaran berukuran raksasa.

 

Sepintas, apabila diperhatikan dari sisi barat, Candi Brahu memiliki bentuk seperti tungku pembakaran. Para ahli purbakala yang meneliti Candi Brahu pernah menemukan sisa-sisa arang di dalam bilik utama. Hasil analisis menunjukkan bahwa arang tersebut berasal dari kurun waktu dari tahun 1410 hingga 1646 Masehi.

 

Candi Brahu diduga berlatar belakang agama Buddha. Dugaan ini diperkuat dengan adanya sisa-sisa struktur melingkar layaknya stupa di atap candi. Di dekat Candi Brahu pernah ditemukan Prasasti Alasantan yang dikeluarkan oleh Raja Mpu Sindok pada tahun 939 Masehi. Prasasti tersebut menyebut suatu bangunan bernama waharu atau warahu yang diduga kuat sebagai Candi Brahu.

 

Candi Tikus

Pertama-tama, candi ini diberi nama Candi Tikus bukan karena digunakan sebagai tempat menyembah dewa tikus lho!

 

Di masa penjajahan Belanda, Candi Tikus ini tertimbun gundukan tanah yang menjadi sarang tikus. Makanya diberi nama Candi Tikus.

 

Candi Tikus ini mulai diekskavasi pada tahun 1914 oleh RAA Kromojoyo Adinegoro yang awalnya sih bermula dari... pembasmian sarang tikus.

 

Foto Candi Tikus peninggalan Majapahit di Desa Temon, Trowulan, Mojokerto tahun 2009
Candi Tikus yang saat ini sudah terbebas dari ancaman tikus.

 

Candi Tikus yang terletak di Dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur ini berbeda dengan candi-candi lain yang ada di Trowulan karena fungsinya sebagai petirtaan atau pemandian. Di tengah bangunan Candi Tikus terdapat miniatur yang merepresentasikan Gunung Mahameru. Di sekeliling candi terdapat saluran air (jalawadra) yang terbuat dari batu andesit. Saluran air utamanya sendiri ada di sisi selatan candi.

 

Jalawadra Candi Tikus di Trowulan, Mojokerto tahun 2009
Jalawadra di Candi Tikus berbentuk makara.

 

Saluran air utama di Candi Tikus sendiri sudah mati alias tidak lagi mengalirkan suplai air. Artinya, saat ini Candi Tikus tidak lagi berfungsi sebagai petirtaan. Tapi, saat musim hujan tiba, biasanya air hujan akan tertampung dan menggenang di area candi. Yang seperti ini bisalah untuk sekadar memberi bayangan, seperti apa kiranya wujud Candi Tikus saat masih berfungsi sebagai petirtaan.

 

Saluran air utama Candi Tikus di Trowulan, Mojokerto tahun 2009
Dahulunya air-air dialirkan lewat lubang kecil ini.

 

Candi Tikus saat musim kemarau tanpa genangan air di Trowulan, Mojokerto tahun 2009
Kerak berwarna putih tanda batas tinggi genangan air.

 

Gapura Bajang Ratu dan Wringin Lawang

Suatu wilayah kerajaan pastilah memiliki pintu masuk. Tak terkecuali untuk Kerajaan Majapahit. Untungnya, pintu masuk ke wilayah Kerajaan Majapahit masih dapat disaksikan hingga saat ini. Tapi, pintu yang tersisa hanya dua buah saja. Masing-masing diberi Bajang Ratu dan Wringin Lawang. Keduanya berbentuk gapura.

 

Gapura Wringin Lawang terletak di Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Dahulu kala, masyarakat menyebutnya sebagai Gapura Jatipasar. Nama Wringin Lawang sendiri memiliki arti pintu beringin. Sebabnya, dahulu di dekat gapura ini pernah tumbuh pohon beringin.

 

Foto Gapura Wringin Lawang pintu masuk ke wilayah Kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto tahun 2009
Gapura Wringin Lawang pintu masuk ke wilayah Kerajaan Majapahit.

 

Gapura Wringin Lawang nggak memiliki atap. Alhasil, dari wujud tanpa atap tersebut, Gapura Wringin Lawang digolongankan sebagai candi bentar.

 

Sebelum dipugar, separuh dari Gapura Wringin Lawang ini dalam kondisi runtuh. Sayangnya, sebagian besar batu-batu penyusunnya nggak dapat dikembalikan seperti semula. Sebab, dahulunya lokasi Gapura Wringin Lawang ini adalah pemakaman desa. Batu-batu penyusun yang dulu terpendam di dalam tanah hancur rusak saat proses menggali tanah untuk liang lahat.

 

Batu andesit pengganti batu bata Gapura Wringin Lawang di Trowulan, Mojokerto tahun 2009
Sebagai ganti batu bata yang hilang atau rusak dipakai batu andesit.

 

Batu andesit yang menjorok di Gapura Wringin Lawang di Trowulan, Mojokerto tahun 2009
Fungsi batu andesit ini apa ya? Tempat duduk prajurit penjaga?

 

Gapura Kerajaan Majapahit yang kedua bernama Gapura Bajang Ratu. Letaknya ada di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Nama Bajang Ratu memiliki arti raja cilik.

 

Foto Gapura Bajang Ratu peninggalan Majapahit di Trowulan, Mojokerto tahun 2009
Gapura Bajang Ratu yang memiliki hubungan dengan Raja Jayanegara.

 

Menurut para ahli purbakala, pembangunan Gapura Bajang Ratu memiliki hubungan dengan salah seorang Raja Majapahit yang bernama Jayanegara. Saat masih anak-anak, Jayanegara sudah dinobatkan menjadi Raja Majapahit. Oleh sebab itu, melekatlah nama Bajang Ratu untuk gapura ini.

 

tiang besi penyangga Gapura Bajang Ratu di Trowulan, Mojokerto tahun 2009
Bila dilihat dari dekat, Gapura Bajang Ratu disangga oleh tiang-tiang besi.

 

Menurut para ahli purbakala lagi, gapura ini sebetulnya bukan merupakan gapura masuk ke wilayah kerajaan. Melainkan gapura untuk memasuki suatu bangunan suci tertentu. Entah bangunan apa yang dimaksud. Diduga, ada bangunan lain di dekat Gapura Bajang Ratu ini yang digunakan untuk memperingati wafatnya Jayanegara. Sebabnya, relief-relief yang terukir pada Gapura Bajang Ratu bisa dimaknai sebagai “pelepasan”.

 

Relief bermakna pelepasan yang terukir di Gapura Bajang Ratu di Trowulan, Mojokerto tahun 2009
Relief yang terpahat di batu bata saat ini terlihat samar-samar.

 

Epilog Keliling Candi Utuh di Trowulan

Aku dan Andreas mengunjungi semua peninggalan purbakala di Trowulan pada hari Minggu (25/10/2009). Berhubung hari libur, maka kami bisa menyaksikan bagaimana warga Trowulan berinteraksi dengan situs bersejarah ini.

 

Sesuai dugaan, ada banyak warga yang memanfaatkan situs purbakala ini sebagai lokasi wisata. Dari mulai anak-anak hingga orang dewasa. Sayangnya, pengunjung yang mendominasi tetap para pasangan yang sedang dimabuk asmara. Duh!

 

Yah, banyaknya pasangan yang memadu kasih di situs purbakala Trowulan ini bisa dimaklumi sih. Soalnya, penataan situs pariwisata sejarah di Trowulan ini sangat asri. Hampir semua situs tak ubahnya taman kota. Hijau dengan rimbunnya pepohonan. Semarak dengan warna-warni kembang.

 

Foto cowok cewek pacara di situs peninggalan Majapahit di Trowulan, Mojokerto tahun 2009
Orang pacaran kok nonton orang pacaran. Beh!

 

Berhubung di Trowulan ini nggak ada yang namanya mall atau pusat tongkrongan sejenisnya, amat logis bilamana para pasangan ini “lari” ke candi untuk bermesra-mesraan, hahaha . Tapi, semoga saja mereka nggak berani berbuat hal-hal mesum. Sebab, di Trowulan ini amat ketat “tata-kramanya”.

 

Foto Buah Maja yang tumbuh subur di Trowulan, Mojokerto tahun 2009
Ada yang tahu ini namanya buah apa?

 

Di akhir perjalanan, bolehlah kami acungkan jempol untuk Trowulan. Tempat ini mampu memuaskan keingintahuan kami mengenai sebuah peradaban masa lampau di Tanah Jawa. Apalagi dengan adanya Pusat Informasi Majapahit (PIM). Di sana kami bisa lebih tahu lebih rinci lagi mengenai situs-situs arkeologi di Trowulan.

 

Untuk saat ini memang pembangunan PIM sedang mengalami kendala. Namun kami tetap menunggu suatu saat nanti ada sarana informasi yang bisa memberikan pengetahuan mengenai arti pentingnya sebuah peninggalan arkeologi, akan sebuah peradaban maju yang dulu pernah ada di Trowulan.

 

Pembaca kapan mau main ke candi-candi di Trowulan?


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • HADI
    avatar komentator ke-0
    HADI #Jumat, 15 Jul 2016, 19:24 WIB
    Makasih ya sudah mau menulis blog tentang kejayaan masa lampau kota saya.
    Wah, sampeyan warga Trowulan toh? Sama-sama. Salam kenal. :D
  • WIDIYA
    avatar komentator ke-1
    WIDIYA #Selasa, 28 Jun 2016, 07:49 WIB
    Waduuuh saya ngiler Mas, pengen juga lihat ke Trowulan..
    Weee kapan yooooo ke Mojokerto...
    Aku tergila-gila sama sejarah ini Mas, hehehe.
    Wah, aku doakan semoga dirimu segera diberikan kesempatan untuk singgah di Trowulan. Aamiin. :D
  • MELATI
    avatar komentator ke-2
    MELATI #Minggu, 3 Apr 2016, 14:21 WIB
    Duuuh....artikelnya bikin aku semakin pingin mengunjungi tanah leluhur.
    Semoga suatu saat dirimu bisa singgah ke Trowulan. :)
  • HENDI
    avatar komentator ke-3
    HENDI #Sabtu, 31 Okt 2015, 13:04 WIB
    wih..unik banget ya candinya, bahan bangunannya beda dengan yang ada di jateng
    iya kalau di Jawa Tengah kan pakai batu andesit, yang di Trowulan pakai batu bata karena jauh dari sumber batu andesit
  • NUR KHORIK
    avatar komentator ke-4
    NUR KHORIK #Sabtu, 12 Apr 2014, 13:10 WIB
    Foto kecilku dlu ternyata.... hahahahaha baju warna merah kuning
    Dari kanan no 2
    woooo! piye kabarmu le? apik?
  • RIRIE
    avatar komentator ke-5
    RIRIE #Kamis, 4 Jul 2013, 13:20 WIB
    Makasih buat tips, info dan sharing nya ttg Trowulan, semoga manfaat buat saya dan teman-teman yang akan ke sana. Btw, itu keliling sekitar Trowulan dalam satu harian ya mas? Oiya boleh juga ditengok blog saya, heheeee..... Makasih :)
    Keliling Trowulan itu makan waktu sekitar 3 hari mbak kalau mau santai.
  • FIRMATHA
    avatar komentator ke-6
    FIRMATHA #Rabu, 16 Des 2009, 11:05 WIB
    wah mas kalo daerah situ mah jauh, terus gak tau juga dimana. pengen sih ke yogya....
    Walah...masak Garut aja ndak pernah kesana? Kapan-kapan mesti bertualang keluar Indramayu nih :p
  • FIRMATHA
    avatar komentator ke-7
    FIRMATHA #Selasa, 15 Des 2009, 16:10 WIB
    di indramayu, deket cirebon itu loh...
    wuih, ya kan bisa main-main ke Garut lihat Candi Cangkuang.
  • LINK BALIK GRATIS
    avatar komentator ke-8
    LINK BALIK GRATIS #Selasa, 15 Des 2009, 13:01 WIB
    wah, jadinga blog sebage diari nih

    mas, boleh nitip mini banner80 x 20px
    imbalnya dari saya, mas bisa dapat link balik url judul submit ertikel mas di blogkublogmu.com langsung mengarah ke blog mas, kali niat sy ketrima, langsung ke TKP aja ya mas, gt juga buat temen2 pengunjung setia blusuk

    makasih
    Ya mas, terima kasih atas informasinya. :)
  • FIRMATHA
    avatar komentator ke-9
    FIRMATHA #Senin, 14 Des 2009, 21:48 WIB
    wah jadi pengen liat2 kesono, soalnya dari kecil belum pernah liat candi euy....
    lha? emang tinggalnya dimana kok ndak pernah lihat candi?
  • MURWANI
    avatar komentator ke-10
    MURWANI #Senin, 14 Des 2009, 14:45 WIB
    Dik ada waktu untuk ngowes ke UII jl.kaliurang ?
    candi yang ditemukan itu lho..baru ...gress,takutnya ketinggalan momen yang bagus.
    Ya diusahakan ya Bu
  • AMIR
    avatar komentator ke-11
    AMIR #Senin, 7 Des 2009, 21:36 WIB
    tambah satu lage...ghehehehe....di bajang ratu dan candi tikus pasti di buat orang pacaran..terutama di bajang ratu pasti ada yang pacaran di sudut2 komplek gapura...............pernah menemukan orang ciuman di kiri palling pojok dari kompleks gapura bajang ratru.....mantabbbb...sayang ndak bawa kamera utk mengabadikannya.....heheheheh...
    Lha itu foto pasangan yang ada di paling bawah artikel ini kan diambilnya di Candi Bajang Ratu. :D
  • AMIR
    avatar komentator ke-12
    AMIR #Senin, 7 Des 2009, 21:33 WIB
    bos...klo mw jalan2 ke trowulan lebih baek jalan kaki...soalnya kita bisa ngeliat di setiap rumah penduduk ada batu bata yang lebar khas batu bata jaman majapahit.....apalagi klo mw ke candri brahu lewat sewah mantab tuch....kita dapet menemukan banyak keramin dan gerabah yang di duga berasal dari jaman majapahit....
    Wah jalan kaki capek no, apalagi dari Bejijong ke Kolam Segaran. Niatnya sih saya kesana lagi pakai sepeda lipat, ehehehe.
  • VINNA
    avatar komentator ke-13
    VINNA #Selasa, 1 Des 2009, 20:05 WIB
    ngeliat turunan letak candi tikus jd inget ma candi kedulan.. kpn y candi kedulan bs kya candi tikus?
    nanti mbak kalau dana pemugaran udah ndak diprioritaskan ke Candi Prambanan lagi
  • SUWUNG
    avatar komentator ke-14
    SUWUNG #Senin, 30 Nov 2009, 18:02 WIB
    kalo melihat sejarah bangsa bangsa jawa baisanya dihancurin yang ini kok nggak ya?
    Mungkin hancur tapi bisa direkonstruksi lagi mbah.
  • GANDI WIBOWO
    avatar komentator ke-15
    GANDI WIBOWO #Minggu, 29 Nov 2009, 07:59 WIB
    Trowulan, satu tempat yg pengin Gw kunjungin. disana penginapannya Gmana mas? ada hotel2 murah gitu? atau ada gak rumah yg bisa disewa?

    Di negara krtagama, dibilang tembok ibukota majapahit tebel2.. itu ada gak mas sisanya, di sisi kanan-kiri gapuranya. Biasanya yang namanya pintu Gerbang kan berlanjut sama tembok tuh.. Arghh.. jadi pengin kesana...
    Kalau mau hotel lebih baik di Mojokerto saja Mas. Dari Mojokerto ke Trowulan cukup naik bis, bayar Rp 2.500 dalam waktu 15 menit nyampe kok. Cuma masalahnya untuk keliling2 disana itu yang butuh kendaraan.

    Sisa-sisa tembok panjaaang itu ndak ada sama sekali.
  • HERU
    avatar komentator ke-16
    HERU #Kamis, 26 Nov 2009, 15:55 WIB
    ngak minta no togel mas :D .. hehe canda :P
    masalahnya, saya ndak bisa main togel mas :D
  • ANNOSMILE
    avatar komentator ke-17
    ANNOSMILE #Kamis, 26 Nov 2009, 14:27 WIB
    pengen kesana tapi kapan ya..
    fotone mantep kang
    Fotone menurutku sih biasa wae lho dibanding fotone BP3 :D
  • EM
    avatar komentator ke-18
    EM #Kamis, 26 Nov 2009, 05:00 WIB
    Emang eat pray love udah diputer?

    Wij, kok ada tulisan \"waharu atau wharu\"
    wah, itu saya juga belum tau eM. Ada traktiran nonton lagi po? hehehe.
    Itu yang bilang ahli arkeologi. Mungkin kata dalam bahasa Jawa Kuna itu punya dua translasi yang berbeda.
  • ALRIS
    avatar komentator ke-19
    ALRIS #Rabu, 25 Nov 2009, 23:33 WIB
    Mantap, suatu saat saya ingi blusukan juga ke Trowulan. Salam kenal.
    Salam kenal juga mas, semoga kesampaian :D
  • RANYSTARRY
    avatar komentator ke-20
    RANYSTARRY #Rabu, 25 Nov 2009, 10:44 WIB
    imelku.. imelku.. aku lupa nulisinnya, biar ada notifikasi kalo dah dibales, hehe :p
    lha...
  • RANYSTARRY
    avatar komentator ke-21
    RANYSTARRY #Rabu, 25 Nov 2009, 10:41 WIB
    jadi sekarang tinggal mblusuk2nya aja yang disini ya..
    ahaha.. ternyata dirinya juga suka motret orang pacaran.. :p
    obyeknya bagus itu :D
  • HARY ANTO
    avatar komentator ke-22
    HARY ANTO #Selasa, 24 Nov 2009, 14:44 WIB
    tell me why....kok bangunan candi ini bahan utama nya batu bata merah bukan batu hitam spt kebanyakan candi yg sering kita lihat...klo di lihat menyerupai bangunan keraton cirebon ato masjid di kudus/demak yg menggunakan batu bata merah ato peradaban mrk sudah jauh lebih maju dengan bisa membuat batu bata...???
    Simpel mas, karena disana ndak deket gunung, jadinya ndak ada batu andesit. Alhasil disana bikin pakai batu bata. Toh sampai saat ini terbukti bahwa tanah disana unggul sebagai penghasil batu bata. Walau kualitas batu bata jaman dulu dipercaya lebih kuat dibanding batu bata modern.
  • PEIN
    avatar komentator ke-23
    PEIN #Selasa, 24 Nov 2009, 12:21 WIB
    Kebanyakan situs2 kecil ga seasri itu kayak yg dibahas disini......

    Btw, Candi Bajang Ratu juga bekas kuburan - dah pernah kesana [ ga ngebahas Museum Trowulan juga ? ]
    Museum Trowulan ndak sempat dibahas, ntar malah mbahas konfliknya, ehehehe
  • DIDTA
    avatar komentator ke-24
    DIDTA #Selasa, 24 Nov 2009, 10:48 WIB
    blog nya keren, mampir ke blog saya juga ya teman
    nuwun ya mbak
  • IES
    avatar komentator ke-25
    IES #Selasa, 24 Nov 2009, 10:38 WIB
    di di mana sii??? ya ampuuunn.. sepertinya aku tdk mengenal budaya indo deh..
    sejarahku nol besar fuh!!
    Ini di Trowulan, Kab. Mojokerto, Jawa Timur. Jelas lha kamu ndak tahu Nyai, wong wilayah ini jadi kekuasaan saya kok. wekekeke
  • VICKY
    avatar komentator ke-26
    VICKY #Selasa, 24 Nov 2009, 09:01 WIB
    Pacaran di candi.. Hahaha! Kayak Julia Roberts di Eat Pray Love aja..
    wah, malah saya belum lihat itu filem mbak.