Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Sabtu, 10 Januari 2009, 01:24 WIB

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Masih di dekat Kompleks Candi Arjuna, tepatnya di sisi timur, terdapat sisa-sisa pondasi suatu bangunan. Apakah bangunan tersebut candi ya? Hmmm....

 

Kalau diperhatikan secara seksama, pondasi tersebut tampak melebar, nggak mirip seperti pondasi candi. Malah kalau aku berpendapat, lebih mirip pondasi sebuah bangunan seperti keraton. Mirip seperti pondasi-pondasi di Keraton Ratu Boko lah.

 

Foto Umpak pada Kompleks Dharmasala di Dieng, Banjarnegara tahun 2008
Umpak-umpak dharmasala yang belum direkonstruksi.

 

Aku yang di hari Kamis siang itu (25/12/2008) sudah dibuat bete duluan sama kabut dan hujan, asal-asalan saja memotret pondasi-pondasi itu. Hitung-hitung menghabiskan memori DSLR lah.

 

Eh, nggak disangka-sangka, kabut yang tebalnya setengah mati itu tiba-tiba hilang dan berubah menjadi hujan! Mampus gue!

 

Untung di dekatku sana ada bangunan kayu seperti pendopo. Langsung saja aku ke sana numpang berteduh. Alhamdulillah ya!

 

Foto tampak muka Kompleks Dharmasala di Dieng, Banjarnegara tahun 2008
Penyelamat di saat hujan dan kabut.

 

Sambil mengeringkan kamera dari air hujan aku mengamati kondisi sekitar. Ada papan informasi di pendopo itu. Setelah kamera lumayan kering, aku beranjak mendekat ke papan informasi. Baca-baca sebentar. Terus merenung. Hmmm. Habis itu aku hapus semua foto yang tadi asal-asalan aku potret. Lho ada apa gerangan?

 

Menurut papan informasi, pendopo tempatku berteduh ini adalah rekonstruksi dari dharmashala. Apa pula itu dharmasala? Jadi, dharmasala merupakan bangunan berwujud pendopo yang biasa digunakan para peziarah untuk beristirahat atau mempersiapkan diri sebelum beribadah di candi.

 

Foto Bangunan Purba pada Kompleks Dharmasala di Dieng, Banjarnegara tahun 2008
Pondasi bangunan lain. Apa ya bangunan keraton?

 

Karena konstruksi bangunan dharmasala ini sebagian besar terbuat dari kayu, tentu saja seiring berlalunya waktu kayu-kayu tersebut lapuk dan lenyap. Yang tersisa dari dharmasala saat ini hanyalah umpak, yaitu pondasi batunya saja. Lalu bagaimana bangunan ini berhasil direkonstruksi lagi?

 

Para ahli menggunakan hipotesis dalam merekonstruksi dharmasala. Maksudnya, bangunan pendopo ini mungkin belum sepenuhnya tepat dengan konstruksi dharmashala yang sesungguhnya di masa lampau.

 

Akan tetapi, tentu saja para ahli nggak sembarangan dalam merekonstruksi dharmashala. Mereka menggunakan acuan konstruksi bangunan lokal dan berbagai literatur. Di antaranya adalah gaya bangunan tradisional Jawa dan relief-relief dharmashala yang ada di dinding Candi Borobudur. Sekadar info, Candi Borobudur dan candi-candi di Dataran Tinggi Dieng diperkirakan dibangun pada kurun waktu yang sama, yakni pada abad ke-9 Masehi. Rekonstruksi dharmasala ini dikerjakan pada bulan Maret sampai Juni 2008.

 

Foto Wadah Air Purba pada Kompleks Dharmasala di Dieng, Banjarnegara tahun 2008
Wadah tempat menampung air atau wadah makanan kuda?

 

Berhubung hujannya sudah agak reda. Aku lanjut lagi menuju obyek selanjutnya.


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • INNNAYAH
    avatar komentator ke-0
    INNNAYAH #Sabtu, 2 Jan 2016, 03:50 WIB
    wihh mendung berkabut jadi nampak mistis gimanaaaa gitu ya
    Ho oh mbak, serem yo :D
  • AKARUI CHA
    avatar komentator ke-1
    AKARUI CHA #Rabu, 30 Des 2015, 20:24 WIB
    Wuaaaaa Dieng. Udah lama ga ke sana. Duh kangen. Etapi kayake aku juga pernah main ke sini deh. Numpang duduk karena gerimis, sambil makan kentang. Tapi ... sampahnya aku bawa pulang kok.
    Hihihi, good! :D
  • ANGKI
    avatar komentator ke-2
    ANGKI #Rabu, 30 Des 2015, 14:01 WIB
    Mas Wijna sendiri ditemani hujan kabut....
    Ketoke adem penak yo Mas pengen akuh kudanan rodo galau piye ngunu e nuansane, hehehe.
    Kesan e sakral nek berkabut Ngki
  • ANIS HIDAYAH
    avatar komentator ke-3
    ANIS HIDAYAH #Rabu, 30 Des 2015, 13:01 WIB
    Weh iki ceritane nang Dieng tow. Wes pernah rene, tapi nak neng Dharmashala iki urong ew. Kelewatan Mas Bro.
    Ho ow sering terlewat tempat iki.
  • RITA
    avatar komentator ke-4
    RITA #Senin, 15 Ags 2011, 14:31 WIB
    menarik,
    warisan budaya lagi...
    Matur nuwun mbak e :)